Kerajaan Malik Ishaq

Islam pertama kali datang dari Ghujarat dan Arab yang singgah di Perlak, sehingga menjadi salah satu Kerjaan Islam di Pesisir Utara Sumatera.

Sewaktu terjadi perangan Kerajaan Perlak dengan Sriwijaya dari Palembang sampai 20 tahun. Sultan Malik Ishaq waktu itu ia menyuruh mengungsikan perempuan dan anak-anak, ada suatu negeri yang ada Kute-kute yang akhirnya bernama dengan Ishaq, daerah Ishaq sekarang.

Anak Malik Ishaq adalah Malik Ibrahim, anaknya kemudian adalah lantas Muyang Mersah. Kuburannya sampai sekarang tempatnya masih ada akan tetapi tidak bisa diketahui lagi kuburannya karena sudah diratakan dengan tanah, namun telaga muyang mérsah masih ada.

Muyang Mersah menpunyai 7 orang anaknya yaitu:
  1. Merah Bacang, 
  2. Merah Jernah, 
  3. Merah Pupuk, 
  4. Merah Putih, 
  5. Merah Item, 
  6. Merah Silu dan yang bungsu 
  7. Merah Mege. 

Namun Merah Mege adalah anak kesayangan dari kedua orang tuanya yang kerap kali membuat iri dari adik-adiknya, sehingga mereka merencanakan akan membunuhnya.

Kesempatan itu datang pada saat merayakan Maulid Nabi di Ishaq maka pihak perempuannya menyiapkan kreres (lemang) sedangkan laki-lakinya mungaro (berburu) untuk lauk dari kreres tersebut. Akhirnya si bengsu diajak ngaro untuk kemudian dibunuh, namun kakak-kakaknya ternyat tidak sampai hati membunuh adiknya tersebut sehingga hanya dimasukkan ke Loyang datu. Mengetahui bahwa anak bungsunya hilang membuat marah orang tuanya.

Ketika Merah Mege ada di Loyang Datu ia ternyata mendapatkan makanan dari anjingnya yang bernama ‘Pase’. Melihat tuannya dimasukkan kedalam lubang oleh abang-abangnya anjing tesebut kemudian selalu mencarikan makanan untuk Morah Mege. Bahkan makanan yang diberikan kepadanya. Dibawanya ke Loyang Datu untuk kemudian diberikan kepada Merah Mege.

Keanehan atau keganjilan dari Pase ini tentunya akhirnya mendapat perhatian dari Muyang Mersah, hingga akhirnya ia memutuskan untuk dapat mengikuti anjing tesebut dengan berbagai upaya, yaitu ketika memberikan makanan kepada anjing tersebut ia juga menaruh dedak sehingga kemanapun anjing tersebut akan meninggalkan jejaknya. Hingga akhirnya diketemukan Merah Mege tersebut. Yang kemudian dirayakan dengan besar-besaran oleh Muyang Bersah.

Kemudian Merah Mege menjagai pusaka, dan keturunannya tersebar diseluruh Aceh, Meulaboh, Aceh Selatan daerah Kluet, seluruh perairan diseluruh Aceh, didahului dengan nama Merah.

Baca Juga Kelanjutannya, Kekeberen kisah 6 anak Muyang Mersah

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama