Dalam kekeberen ini diceritakan 2 Kerajaan yang merupakan asal dari Gayo yaitu Kerajaan Linge dan Kerajaan Malik Ishaq. Kerajaan Linge berdiri pada abad ke 10, sedangkan Kerajaan Malik Ishaq pada saat adanya Kerajaan Perlak (abad ke 8 s.d. 12 M) dan Sri Wijaya (abad ke 6 s.d. 13, sedangkan masa kejatuhannya pada abad 12 M atau 13 M)
Ketika akhirnya diketemukan Merah Mege pada saat itu di Luyang datu terucap kata-kata Sansekerta yaitu Dirgahayu, kemudian dilafazkan menjadi DirGayo = Sehat Walafiat, ini semua terucap karena Merah Mege berhasil selamat walau sudah lama di Loyang Datu tadi.
Atau ada lagi yang mengisahkan bahwa kata-kata Gayo berasal dari sebutan sebuah daerah yang penuh dengan gerep (Kepiting). Sewaktu masyarakat membawa-bawa Depik mereka selalu mengatakan akan ke Gayo, berjangkat ke Isak, owak, Blang Kejeren. Bertemu dengan orang Rikit, saya dari Pegayon. Begitu juga ketika Kute Belang masih belum diketemukan, didapat akhirnya dibelakang kampung toran, ada satu paya (payau) yang hidup gerep (kepiting), dalam bahasa Gayo sedangkan bahasa Karonya Gayo. Waktu itu ada sebuah budaya bahwa sebutan Gayo penting buat Karo, begitu pula sebaliknya. Seperti jug sebutan untuk orang Karo bahwa di kute panyang (Kute panjang) ada pertempuran antara orang Gayo dan Karo karena tidak mau masuk kedalam Islam. Karena lari maka disebut dengan Karo, yang berarti Kejar atau buru dalam Bahasa Gayo.
Ada sejarah Aceh, bahwa orang Gayo berasal dari Kayo atau muterih, takut masuk ke agama Islam, maka lari ke gunung. Ini tidak benar, karena yang pertama kali Islam adalah orang Gayo. Sedangkan yang tidak masuk Islam ada kemungkinan ada sebuauh nama yang bernama marga Ginting Pase terasing dan tidak ada hubungan dengan yang lain. Ada kemungkinan ini adalah ini berasal dari keturunan Linge.
Atau ada lagi yang mengisahkan bahwa kata-kata Gayo berasal dari sebutan sebuah daerah yang penuh dengan gerep (Kepiting). Sewaktu masyarakat membawa-bawa Depik mereka selalu mengatakan akan ke Gayo, berjangkat ke Isak, owak, Blang Kejeren. Bertemu dengan orang Rikit, saya dari Pegayon. Begitu juga ketika Kute Belang masih belum diketemukan, didapat akhirnya dibelakang kampung toran, ada satu paya (payau) yang hidup gerep (kepiting), dalam bahasa Gayo sedangkan bahasa Karonya Gayo. Waktu itu ada sebuah budaya bahwa sebutan Gayo penting buat Karo, begitu pula sebaliknya. Seperti jug sebutan untuk orang Karo bahwa di kute panyang (Kute panjang) ada pertempuran antara orang Gayo dan Karo karena tidak mau masuk kedalam Islam. Karena lari maka disebut dengan Karo, yang berarti Kejar atau buru dalam Bahasa Gayo.
Ada sejarah Aceh, bahwa orang Gayo berasal dari Kayo atau muterih, takut masuk ke agama Islam, maka lari ke gunung. Ini tidak benar, karena yang pertama kali Islam adalah orang Gayo. Sedangkan yang tidak masuk Islam ada kemungkinan ada sebuauh nama yang bernama marga Ginting Pase terasing dan tidak ada hubungan dengan yang lain. Ada kemungkinan ini adalah ini berasal dari keturunan Linge.
Posting Komentar